Gara-gara Utang Rp25 Triliun, PT Sritex Terpaksa PHK Ribuan Karyawan
(Foto Karyawan PT Sri Rejeki Isman dari Instagram) |
Mungkin tak banyak yang tahu, total jumlah pekerja PT Sritex Rejeki Isman (SRIL) Tbk atau Sritex, mencapai 50 ribu orang. Saat ini, 20 persen dari total pekerjanya telah terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Angka itu setara 10 ribu pekerja.
Direktur Utama Sritex, Iwan Kurniawan mengatakan, industri tekstil yang dipimpinya memang mengalami guncangan yang cukup dahsyat. Namun dia tak mau terang-terangan menyebut berpa banyak PHK yang telah dilakukan perusahaan.
Hanya dikatakan bahwa PHK terpaksa ditempuh demi keberlanjutan operasional Sritex. Langkah efisiensi diterapkan berdasarkan keputusan bisnis, bukan lantaran bangkrutnya Sritex.
"Langkah efisiensi harus dilakukan untuk keberlanjutan perusahaan kami. Namun keputusan untuk efisiensi, berdasarkan keputusan komersial atau bisnis. Bukan karena perusahaan mau bangkrut atau seperti apa," kata Wawan, sapaan akrabnya di Kabupaten Sukoharjo, dikutip minggu (10/11/2024).
Kembali ditanya berapa banyak jumlah PHK di Sritex dan anak usahanya, lagi-lagi Wawan tak menjawab cukup banyak. "Efisiensi sekitar mungkin 20 persen ya dari jumlah total karyawan sekarang," ujarnya.
General Manager (GM) HRD Sritex Group, Haryo Ngadiyono membenarkan jumlah PHK telah dilakukan kepada 20 persen karyawan Sritex Group. Termasuk perusahaan yang berlokasi di Semarang. "Saya belum cek, saya mobile. Sekitar 20 persen itu keseluruhan, termasuk Semarang. Dari 50 ribu (pegawai Srtex Group), 20 persennya, ya sekitar 10 ribuan (PHK)," kata Haryo.
Akibat status pailit yang diputuskan Pengadilan Niaga di Pengadilan Negeri (PN) Semarang untuk Sritex, menjadi salah satu alasan PHK. Dampak status pailit, Sritex tak bisa melakukan aktivitas keluar-masuk barang di pelabuhan.
Sektor yang mulai terkena efisiensi, kata Haryo, adalah sektor pemintalan benang tekstil (spinning). Saat ini, banyak karyawan Sritex di Sukoharjo yang dirumahkan.
"Yang sudah ada pengurangan itu Semarang, kalau sini masih dirumahkan. Produksi kita tergantung bahan baku, kalau bahan baku tidak ada bisa masuk otomatis berhenti, ya harus istirahat. Kalau ada bahan baku ya jalan lagi," jelasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Jawa Tengah (Jateng), Aulia Hakim mengungkapkan, Sritex sudah mengupayakan agar tak ada PHK bagi karyawan.
Sayangnya, nasib malang menimpa karyawan di dua anak PT Sritex di Kota Semarang, yakni PT Sinar Pantja Djaja dan PT Bitratex Industries. Ratusan karyawan sudah terkena PHK massal.