Kurs Dolar-Rupiah Hari Ini, Bank BRI, Kamis 3 Oktober 2024, Dolar pada Rupiah Senilai Rp 15.320
(Foto kurs Dolar-Rupiah dari Google Finansial) |
Ketidakpastian dari peningkatan eskalasi konflik di kawasan Timur Tengah masih besar dan meningkatkan pamor dolar Amerika Serikat (AS). Di sisi lain, data ADP Employment yang memotret penambahan lapangan kerja oleh korporasi di AS, menunjukkan pasar tenaga kerja di negeri itu masih tangguh.
Data itu sedikit bertentangan dengan indikator-indikator sebelumnya yang memperlihatkan pelemahan pasar tenaga kerja Negeri Paman Sam.
Di pasar offshore, nilai rupiah makin terperosok dan ditutup di Rp15.321/US$ tadi malam, melemah 0,4% untuk NDF-1M. Sementara NDF-1W rupiah juga bergerak tak jauh di rentang Rp15.302/US$. Pagi ini, rupiah NDF tertahan di Rp15.296-Rp15.314/US$ pada pukul 07:14 WIB.
Sinyal dari pasar offshore mengisyaratkan gerak rupiah spot pagi ini kemungkin akan semakin lemah. Kemarin rupiah spot yang sudah tertekan sejak pagi, akhirnya ditutup melemah terdalam di Asia di Rp15.265/US$. Tekanan membesar ketika pasar Eropa dibuka menunjukkan sentimen global yang tengah negatif membuat mata uang Indonesia banyak ditinggalkan.
Pada pembukaan pasar Asia pagi ini, sinyal pelemahan makin menguat. Ringgit menjadi valuta Asia dengan pelemahan terdalam, turun 0,74%, lalu baht 0,66%, yen Jepang 0,16%, dolar Singapura 0,05%, sedang dolar Hong Kong dan yuan offshore turun sedikit.
(Foto harga kurs Dolar-Rupiah dari Bank BRI) |
Lonjakan harga minyak yang terus berlanjut bisa mengancam stabilitas fiskal RI yang sensitif terhadap pergerakan harga minyak dunia dan nilai dolar AS.
Pada saat yang sama, pasar saham juga dibayangi gelombang rotasi dana global ke China menyambut paket stimulus besar-besaran yang telah dan akan dilancarkan otoritas Negeri Panda.
Di sisi lain, para investor masih akan mencermati perkembangan pasar tenaga kerja AS yang akan dilaporkan Jumat pekan ini untuk menghitung prospek penurunan bunga acuan The Fed di sisa tahun dan tahun depan.
Gubernur Fed Richmond Thomas Barkin mengatakan bahwa masih terlalu dini bagi bank sentral untuk menyatakan kemenangan atas inflasi
"Meskipun kami telah membuat kemajuan nyata—masih ada ketidakpastian yang signifikan pada inflasi dan ketenagakerjaan," katanya.