Estimasi Gaji ABK Kapal Tongkang, Jenis Pekerjaan dan Tugasnya
(Foto oleh Nikada dari iStockphoto) |
Kapal tongkang biasa digunakan dalam kegiatan industri pertambangan batu bara. Kapal ini dipakai untuk mengangkut dan memindahkan (transhipment) batu bara dari tempat penambangan ke lokasi pemrosesan selanjutnya.
Selain untuk angkutan batu bara, kapal tongkang juga digunakan untuk mengangkut muatan bervolume berat lainnya seperti pasir, kayu, juga minyak mentah. Kapal tongkang adalah kapal yang hanya memiliki konstruksi badan, namun tanpa sistem mesin penggerak.
Oleh sebab itu, kapal tongkang ditarik oleh kapal tunda atau tug boat. Kapal tunda berbadan kecil dan dirancang untuk menarik maupun mendorong kapal lain. Meskipun berbadan lebih kecil, kapal tunda memiliki mesin penggerak yang kuat untuk bermanuver.
Nahkoda bertugas mengendalikan kapal, kepala mesin bertugas memastikan kelancaran operasional mesin, mandor kapal bertugas memastikan semua anak buah bekerja sesuai peran, dan sebagainya.
Adapun komponen upah yang diterima kru kapal tongkang dan tug boat diproyeksikan mencakup gaji pokok, premi per trip (tiap perjalanan kapal), THR tahunan, bonus atas jenis muatan yang diangkut, dan sebagainya.
Dari lowongan yang pernah diunggah di TikTok oleh akun @kapal_tugboat, master dengan sertifikat Ahli Nautika Tingkat I/II bisa mendapatkan bayaran hingga Rp20 jutaan di kapal tug boat. Sementara juru minyak bisa memperoleh Rp9 juta.
Sama halnya dengan awak kapal (rating deck) bersertifikat Ahli Nautika Tingkat Dasar (ANTD) dapat menerima bayaran Rp9 juta. Namun besaran bayaran ini tentu bergantung pada perusahaan dan jenis industri spesialisasinya.
Kru kapal yang berpengalaman dan bertugas di kapal tunda untuk menarik tongkang batu bara tentu akan mendapatkan bayaran tinggi, sesuai pengalamannya mengendalikan pelayaran kapal tunda sekaligus tongkang yang ditariknya.
Sebab profesi ini berisiko tinggi. Adapun risiko yang dapat dihadapi para kru adalah arus perairan yang dapat menenggelamkan muatan, bahkan keracunan jika material yang diangkut adalah komoditas yang mengandung zat berbahaya.
Oleh sebab itu, pelaut umumnya diharuskan untuk memiliki banyak sertifikat yang berkaitan dengan keahlian pelayaran dan praktik keamanan serta keselamatan dalam pelayaran.