Kurs Dolar-Rupiah Hari Ini, Bank BCA, Minggu 18 Agustus 2024, Dolar pada Rupiah Senilai Rp 15.697
(Foto kurs Dolar-Rupiah melalui laman Google Finansial) |
Perbedaan visi ekonomi antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan calon Presiden Prabowo Subianto tergambar jelas dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Topreneur mencatat beberapa poin penting yang menjadi sorotan, mulai dari target pertumbuhan ekonomi, nilai tukar Rupiah, hingga lifting migas.
Kedua kandidat sama-sama menargetkan pertumbuhan ekonomi di angka 5,2%. Jokowi, yang telah memimpin Indonesia selama dua periode, menargetkan pertumbuhan ekonomi di atas 5%. Sementara Prabowo, dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025, juga menargetkan pertumbuhan ekonomi di angka yang sama.
Namun, perbedaan muncul dalam target nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS). Jokowi menargetkan nilai tukar Rupiah di angka Rp15.000 per USD, sedangkan RAPBN 2025 Prabowo menargetkan nilai tukar Rupiah di Rp16.100 per Dolar AS.
(Foto kurs Dolar-Rupiah melalui laman Bank BCA) |
Perbedaan juga terlihat pada target lifting migas. Jokowi menargetkan lifting minyak sebesar 635 ribu barel per hari, sementara RAPBN 2025 Prabowo menargetkan lifting minyak di angka 600 ribu barel per hari.
Berikut perbandingan asumsi makro APBN Jokowi dan RAPBN Prabowo:
Asumsi Makro Jokowi
- Pertumbuhan ekonomi: 5,2%
- Inflasi: 2,8%
- Nilai tukar Rupiah: Rp15.000 per Dolar AS
- Suku bunga SBN 10 tahun: 6,7%
- Harga minyak dunia (ICP): USD82/Barel
- Lifting minyak: 635 ribu barel per hari
- Lifting gas: 1,033 juta barel setara minyak per hari.
Asumsi Makro Prabowo
- Pertumbuhan ekonomi: 5,2%
- Inflasi: 2,5%
- Nilai tukar Rupiah: Rp16.100 per Dolar AS
- Suku bunga SBN 10 tahun: 7,1%
- Harga minyak mentah Indonesia (ICP): USD82 per barel
- Lifting minyak: 600 ribu barel per hari
- Gas bumi: 1,005 juta barel setara minyak per hari
Perbedaan target ini menunjukkan bahwa kedua kandidat memiliki strategi dan fokus yang berbeda dalam mengelola perekonomian Indonesia.
Jokowi, yang telah memimpin selama dua periode, menekankan pada stabilitas nilai tukar Rupiah dan peningkatan lifting migas. Sementara Prabowo, dalam RAPBN 2025, menekankan pada peningkatan pendapatan negara dan penerimaan pajak.
Perbedaan ini menjadi bahan pertimbangan bagi masyarakat dalam menentukan pilihannya pada Pemilihan Presiden 2024. Masyarakat diharapkan dapat menganalisis dan memahami visi ekonomi kedua kandidat untuk menentukan pilihan yang terbaik bagi masa depan Indonesia.