Ini yang Harus Dilakukan Jika Terlanjur Makan Roti Okko atau Roti Expired Mengandung Natrium Dehidroasetat

 

(Foto Produk Roti Okko dari BPOM)

Roti Okko adalah produk roti yang diproduksi oleh PT Abadi Rasa Food, yang dikenal luas di Indonesia. Roti ini menawarkan berbagai jenis roti yang diklaim dapat memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari, dari sarapan hingga camilan. Roti Okko berusaha untuk menjadi pilihan yang menyenangkan dan mengisi hari-hari konsumennya dengan kelezatan.

Isu Kesehatan

Namun, Roti Okko baru-baru ini menjadi sorotan karena hasil pengujian oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang menemukan kandungan natrium dehidroasetat, bahan pengawet yang dianggap berbahaya. Temuan ini menyebabkan produsen menghentikan sementara operasi pabrik mereka di Bandung untuk menyelidiki lebih lanjut. 

BPOM telah meminta produsen untuk menarik produk dari pasaran dan memusnahkannya, serta mengawasi proses tersebut.

Dampak pada Penjualan

Kabar mengenai kandungan berbahaya ini mengejutkan banyak konsumen dan pedagang, yang melaporkan penurunan penjualan Roti Okko. Situasi ini juga berimbas pada produk roti lain, seperti Roti Aoka, yang tetap beroperasi. 

Dengan adanya isu ini, konsumen diharapkan lebih berhati-hati dalam memilih produk roti yang mereka konsumsi.

Apa itu Natrium Dehidroasetat?

(Foto oleh Ahmed Samir dari iStockphoto)
Natrium Dehidroasetat, atau sodium dehydroacetate, adalah senyawa kimia yang merupakan garam natrium dari asam dehidroasetat. 

Senyawa ini berbentuk bubuk putih yang tidak berasa dan tidak berbau. Dalam industri, natrium dehidroasetat umumnya digunakan sebagai bahan pengawet, terutama dalam produk kosmetik dan perawatan pribadi, untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan ragi

Ahli gizi Rumah Sakit Nirmala Suri Radyan Yaminar, S. Gz, menjelaskan bahwa natrium dehidroasetat (sodium dehydroacetate) adalah pengawet produk kosmetik dan farmasi yang sebetulnya tidak boleh digunakan dalam produk makanan. 

"Natrium dehidroasetat memiliki sifat antimikroba yang efektif melawan bakteri, jamur, dan ragi sehingga membantu memperpanjang umur simpan produk,".

Apa efek dari Natrium Dehidroasetat pada tubuh?

(Foto oleh yrabota dari iStockphoto)
Natrium dehidroasetat, atau sodium dehydroacetate, dapat memiliki beberapa efek pada tubuh, terutama jika dikonsumsi dalam dosis tinggi. Berikut adalah beberapa efek yang mungkin timbul:

Efek Samping

1. Iritasi Kulit: Penggunaan natrium dehidroasetat dalam dosis tinggi dapat menyebabkan iritasi pada kulit, termasuk gejala seperti gatal, kemerahan, dan perih. Dalam beberapa kasus, dapat terjadi luka atau sensasi terbakar pada kulit.

2. Gangguan Pencernaan: Konsumsi natrium dehidroasetat dalam jumlah besar dapat menyebabkan gangguan pencernaan, dengan gejala seperti mual dan ketidaknyamanan perut.

3. Risiko Alergi: Beberapa individu mungkin mengalami reaksi alergi, yang dapat termasuk gejala seperti ruam kulit dan gatal-gatal.

4. Efek Toksik: Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa dosis tinggi natrium dehidroasetat dapat menyebabkan efek toksik pada organ seperti hati dan ginjal. Meskipun dosis dalam produk makanan biasanya jauh lebih rendah, paparan jangka panjang atau dosis tinggi dapat meningkatkan risiko efek toksik.

5. Potensi Kanker: Ada kekhawatiran bahwa paparan berlebihan terhadap natrium dehidroasetat dapat berkontribusi pada risiko kanker, meskipun ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk konfirmasi.

Batas Aman

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta badan kesehatan lainnya telah menetapkan batas aman untuk konsumsi natrium dehidroasetat. Misalnya, Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA) menetapkan batas asupan harian yang dapat diterima (ADI) antara 0-0,6 mg per kg berat badan per hari. 

Secara keseluruhan, meskipun natrium dehidroasetat digunakan sebagai bahan pengawet yang efektif, penting untuk mengawasi konsentrasi dan frekuensi penggunaannya untuk menghindari potensi risiko kesehatan.

Apa yang harus dilakukan jika telanjur mengonsumsi makanan dengan Natrium Dehidroasetat?



(Foto Pertolongan Pertama Keracunan Pangan dari BPOM RI)
Menurut Radyan, hal pertama yang perlu dilakukan yaitu menghentikan konsumsi produk yang mengandung natrium dehidroasetat. 

Kemudian, seseorang perlu minum banyak air putih untuk membantu proses detoksifikasi alami tubuh. 

Pada individu yang mengalami gejala atau keluhan setelah mengonsumsi makanan mengandung natrium dehidroasetat, Radyan menyarankan untuk segera ke dokter. "Biasanya, tidak ada obat tertentu yang diperlukan untuk detoksifikasi natrium dehidroasetat. 

Tubuh memiliki mekanisme alami untuk mengeluarkan racun. Namun, dokter mungkin memberikan saran atau perawatan khusus berdasarkan kondisi kesehatan Anda," tutup Radyan.
Next Post Previous Post