Cek Gempa Bumi Hari Ini, Analisis BMKG soal Gempa M 4,1 Guncang Kuningan 27 Juli 2024

 

(Foto Analisis Gempa Bumi melalui laman BMKG)

Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) mencatat, ada 18 bangunan yang rusak akibat gempa Kuningan yang dirasakan mengguncang dua kali pada Kamis dan Jumat, 25-26 Juli 2024.

Belasan bangunan terdampak masuk pada kategori rusak ringan, terdiri dari 16 rumah warga dan 2 bangunan fasilitas umum atau fasum.

Data tersebut disampaikan Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, per Jumat petang di Bandung, sepulang meninjau lokasi gempa.

"Tadi ke Kuningan dan hari ini terjadi gempa lagi, ya," katanya kepada wartawan. "Sampai hari tadi, saya mendapatkan laporan 16 rumah yang rusak ringan. artinya, retak-retak. dan 2 fasilitas umum alami kerusakan," imbuhnya.

Bey memastikan, tak ada lokasi pengungsian khusus pascagempa itu. Beberapa warga terdampak cukup diungsikan sementara ke rumahsanak saudara. Aktivitas warga, katanya, terpantau masih normal.

"Tidak ada pengungsian, ada satu rumah yang bagian dari rumah itu membahayakan, mereka bergotong royong mengangkat bagian itu dan warganya diugsikan ke rumah saudara untuk sementara Waktu," jelas Bey.

Sesar Aktif Mendatar

(Foto Cek Keadaan Gempa Bumi di Seluruh Indonesia melalui laman BMKG)
Sebelumnnya, PVMBG menyebutkan sesar dengan mekanisme sesar mendatar menjadi pemicu gempa bumi darat berjarak sekitar 2,3 km timur Kota Kuningan, Provinsi Jawa Barat, dengan magnitudo (M 4,1) dikedalaman 5 km pada Kamis, 25 Juli 2024, pukul 17.36 WIB.

Menurut Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, Hadi Wijaya, hal itu diketahui berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

"Morfologi wilayah tersebut pada umumnya berupa dataran hingga dataran bergelombang dan perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal," ujar Hadi ditulis, Bandung, Jumat (26/7/2024).

Hadi mengatakan data Badan Geologi daerah di sekitar lokasi pusat gempa bumi tersusun oleh tanah sedang (kelas D) dan tanah keras (kelas C).

Data tersebut memperlihatkan bahwa daerah sekitar lokasi pusat gempa bumi tersusun oleh endapan Kuarter berupa aluvial sungai dan batuan rombakan gunung api muda seperti breksi gunung api, lava, tuff serta sebagian telah mengalami pelapukan.

"Endapan Kuarter dan batuan yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi," kata Hadi.
Next Post Previous Post