BKKBN Ungkap Penurunan Drastis Angka Kelahiran di Indonesia di Bulan Juli 2024

(Foto oleh AsiaVision dari iStockphoto)

Menyikapi tren yang mengkhawatirkan, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Hasto Wardoyo, mengungkapkan bahwa angka kelahiran atau  fertility rate di Indonesia mengalami penurunan. Tren penurunan angka kelahiran di Indonesia menunjukkan pola progresif dan telah mencapai tingkat ideal 2,18 dalam satu dasawarsa terakhir.

Menariknya, dalam kurun satu dekade terakhir, TFR di Indonesia mengalami penurunan sebesar 0,39. Penurunan ini dapat dikaitkan dengan efektivitas program Keluarga Berencana (KB) yang telah resmi diluncurkan oleh BKKBN sejak tahun 1970.

Lebih lanjut, penurunan TFR di Indonesia juga berperan penting dalam mencegah terjadinya ledakan kelahiran (baby boom) di masa pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19, yang dimulai Maret 2020, memicu kekhawatiran akan lonjakan angka kelahiran total (TFR) akibat penurunan penggunaan alat kontrasepsi dan keterbatasan layanan kesehatan.

Namun, prediksi tersebut tidak terbukti. Indonesia justru berhasil mencegah terjadinya baby boom selama pandemi. Alih-alih lonjakan, pandemi Covid-19 lebih berdampak pada penundaan kelahiran anak, kemungkinan besar akibat resesi ekonomi yang tak terelakkan.

Menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Hasto Wardoyo, dikutip dari Kompas.com pada Sabtu (29/6/2024), saat ini membuat BKKBN memiliki target agar setiap pasangan suami istri melahirkan minimal satu anak perempuan. Hal ini bertujuan untuk memastikan regenerasi yang berkelanjutan di masa depan.

"Di Jawa ini sudah 2,0 sekian ya, tadi di Jabar sudah 2,00 sekian, di Jawa Tengah 2,04, di DIY 1,9, di DKI juga 1,89.Jadi ya pembangunan yang sifatnya asimetris harus disikapi. Ada wilayah lain yang seperti NTT, Papua, anaknya masih banyak. Tapi di daerah Jawa ini kan tadi rendah sekali," ungkapnya.

Menyadari disparitas angka kelahiran di berbagai daerah, BKKBN berkomitmen untuk merumuskan kebijakan yang tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan spesifik masing-masing wilayah. Hal ini dilakukan demi menjaga keseimbangan dan mencapai angka kelahiran ideal di seluruh Indonesia.

Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate/TFR) merupakan indikator penting yang mencerminkan rata-rata anak yang dilahirkan seorang wanita selama masa reproduksinya (15-49 tahun). Nilai TFR menjadi acuan strategis untuk menilai efektivitas program Keluarga Berencana (KB) dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk di suatu negara.

TFR ideal umumnya ditetapkan pada angka 2,1, yang berarti rata-rata 2 anak yang dilahirkan hanya cukup untuk menggantikan generasi orang tua.

Program Keluarga Berencana terbukti berhasil dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, ditandai dengan penurunan Angka Total Fertility Rate (TFR) nasional hingga mencapai 2,18 pada tahun 2020. Berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2020, Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate/TFR) di Indonesia mencapai 2,10.

Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata seorang wanita di Indonesia akan melahirkan dua anak selama masa reproduksinya.

Next Post Previous Post