Tidak Punya Kulkas atau Freezer? Ini Cara Tepat Menyimpan Daging Sapi atau Kambing agar Lebih Awet

(Foto oleh Photosiber dari iStockphoto)
Daging sapi adalah daging yang diperoleh dari sapi yang biasa dan umum digunakan untuk keperluan konsumsi makanan. Di setiap daerah, penggunaan daging sapi berbeda-beda tergantung dari cara pengolahannya. 

Contoh, daging iga dan T-Bone sangat umum digunakan di Eropa dan Amerika Serikat sebagai bahan pembuatan steik, sedangkan di Indonesia dan beberapa negara Asia lainnya, daging ini banyak digunakan untuk makanan berbumbu dan bersantan seperti sup konro dan rendang.

Apa perbedaan daging sapi dan kambing

Perbedaan daging sapi dan kambing dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu warna, lemak, tekstur, aroma, dan rasa. Berikut adalah perbedaan daging sapi dan kambing yang perlu diketahui:

1. Warna
- Daging sapi memiliki warna yang lebih merah cerah dan berubah menjadi coklat tua ketika terkena udara.
- Daging kambing memiliki warna yang lebih merah muda pucat dan dapat menjadi sedikit ungu jika berada di suhu ruang.

2. Lemak
- Daging sapi memiliki lemak yang lebih sedikit dan berupa garis putih yang panjang.
- Daging kambing memiliki lemak yang lebih banyak dan berserabut.

3. Tekstur
- Daging sapi memiliki tekstur yang kenyal dan serat-serat yang lebih kecil dan jarang.
- Daging kambing memiliki tekstur yang agak kasar dan serat-serat yang lebih tebal.

4. Aroma
- Daging kambing memiliki aroma yang kuat dan lebih amis karena makanan yang dikonsumsi kambing, yakni rumput.
- Daging sapi memiliki aroma yang lebih lembut dan tidak amis.

5. Rasa
- Daging kambing memiliki rasa yang kuat dan gurih.
- Daging sapi memiliki rasa yang lebih manis dan lebih berlemak dan berat.
Dengan memahami perbedaan daging sapi dan kambing, Anda dapat lebih mudah membedakan dan mengolahnya dengan benar.

Cara menyimpan daging sapi tanpa kulkas yang benar

Cara menyimpan daging sapi tanpa kulkas yang benar meliputi beberapa langkah berikut:
1. Jangan Cuci Daging:
   - Mencuci daging sapi sebelum menyimpannya tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan bakteri baru penyebab makanan busuk. Cuci daging hanya saat akan dimasak.
2. Pengeringan:
   - Iris daging tipis-tipis, lalu luuri daging dengan larutan air garam. Letakkan daging di bawah sinar matahari dan jemur hingga kering. Cara ini bisa membuat daging awet hingga 1 bulan.
3. Penggaraman:
   - Potong daging menjadi beberapa bagian. Taburi garam pada setiap sisinya. Siapkan wadah bersih dan masukkan daging ke dalam wadah lalu tutup rapat-rapat. Mineral yang terkandung dalam garam bisa membuat daging lebih awet hingga berminggu-minggu lamanya.
4. Pengalengan:
   - Potong daging hingga berukuran kecil. Masukkan ke dalam toples dan tambahkan 1 sendok teh garam. Simpan daging dalam suhu ruangan. Kini, Anda punya persediaan daging hingga setahun ke depan.
5. Pengasapan:
   - Lumuri daging dengan garam, lalu asapi daging hingga air dan kelembaban pada daging hilang alias mengering. Kemudian simpan daging yang sudah diasapi di tempat dingin dan kering. Mengawetkan daging dengan cara diasap bisa membuat daging bertahan hingga 6 bulan tergantung suhu dan lingkungan.
6. Rendam dengan Cuka:
   - Larutkan cuka dengan air dalam proporsi 1:1. Rendam daging sapi dalam larutan ini selama 10-15 menit. Tujuan dari rendaman cuka adalah untuk membunuh bakteri serta melunakkan serat pada daging sapi.
7. Rendam dengan Garam:
   - Selain cuka, menyimpan daging sapi tanpa kulkas juga bisa dengan merendamnya di air garam. Rendam daging sapi dalam larutan air garam selama beberapa jam untuk membunuh bakteri dan melunakkan serat pada daging sapi.
8. Tuliskan Tanggal Penyimpanan Daging:
   - Tuliskan tanggal penyimpanan daging sebelum menyimpannya ke dalam kulkas atau freezer, agar dapat membantu melacak berapa lama dagingnya sudah tersimpan dan kapan harus mengolahnya agar kualitas rasanya masih bagus dan aman dikonsumsi.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, daging sapi dapat disimpan dengan benar sehingga tetap segar dan awet.
Next Post Previous Post