Kurs Dolar-Rupiah Hari Ini, Bank BCA, Sabtu 15 Juni 2024, Dolar Mencemaskan Mencapai Rp 16.486

(Foto Kurs Dolar-Rupiah melalui laman Google Finansial)
Mata uang rupiah ditutup melemah ke posisi Rp16.412 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Jumat (14/6/2024).  Berdasarkan data Bloomberg, rupiah menutup perdagangan dengan turun 0,87% atau setara 142 poin ke posisi Rp16.412 per dolar AS. 

Sementara itu indeks dolar terpantau naik 0,03% ke level 105,235.  Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak turun terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,36%, dolar Hong Kong dan Singapura turun masing-masing 0,01% hingga 0,17%. 

Kemudian won Korea turun 0,39%, peso Filipina turun 0,08%, rupee India melemah 0,01%, yuan China melemah 0,04%, ringgit Malaysia melemah 0,14% dan baht Thailand 0,07%.  

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan data pada hari Kamis menunjukkan bahwa harga produsen AS secara tak terduga turun pada bulan Mei, dengan indeks harga produsen (PPI) utama turun 0,2% bulan lalu setelah naik sebesar 0,5% yang tidak direvisi pada bulan April. 

“Harga inti datar, setelah mengalami kenaikan 0,5% pada bulan sebelumnya. Hal ini terjadi setelah indeks harga konsumen (CPI) AS bulan Mei pada hari Rabu lebih lemah dari perkiraan para ekonom, sehingga mendorong aksi jual tajam pada greenback,” kata dia, dikutip Jumat (14/6/2024).  

(Foto Kurs Dolar-Rupiah melalui laman Bank BCA)
Jika digabungkan, rilis IHK dan PPI kemungkinan besar Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed, juga akan menunjukkan penurunan tekanan harga. Namun optimisme terhadap pendinginan inflasi tidak cukup untuk menahan dolar melemah.

Sementara itu, di dalam negeri risiko ekonomi global masih cenderung negatif, meskipun ada kemungkinan beberapa kejutan yang positif.  Penyebabnya adalah ketegangan geopolitik yang meningkat dapat menyebabkan harga komoditas bergejolak, sementara fragmentasi perdagangan lebih lanjut berisiko menyebabkan gangguan tambahan pada jaringan perdagangan.  

Di sisi positifnya, inflasi global dapat lebih cepat moderat daripada yang diasumsikan pada baseline, sehingga memungkinkan pelonggaran kebijakan moneter yang lebih cepat. Selain itu, pertumbuhan di Amerika Serikat bisa jadi lebih kuat dari yang diperkirakan.  

Next Post Previous Post