 |
| (Foto Polda Metro Jaya mengungkap sindikat peredaran uang palsu Rp 22 miliar di Jakarta) |
Polda Metro Jaya membongkar sindikat pengedar uang palsu di kawasan di Srengseng Raya, Jakarta Barat. Tiga tersangka dibekuk dalam pengungkapan itu.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam, mengungkapkan ketiga tersangka berinisial M, YA, dan FF. Kasus ini berawal dari adanya informasi dari masyarakat.
Polisi sudah menetapkan tiga orang pria berinisial M, YA, dan FF sebagai tersangka kasus peredaran uang palsu Rp 22 miliar di kawasan Srengseng Raya, Jakarta Barat. Polisi kembali menetapkan satu tersangka baru dalam kasus tersebut, yaitu inisial F.
"Untuk tersangka ada 4 orang," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, dikutip dari Detikcom, Kamis (20/6/2024).
Keempatnya kini sudah ditahan di Rutan Polda Metro Jaya. Mereka dijerat Pasal 244 KUHP dan Pasal 245 KUHP Jo Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP.
Adapun, produksi uang palsu ini dilakukan kantor akuntan publik Umar Yadi di Jalan Srengseng Raya Nomor 3 RT 01/RW 08, Kembangan, Jakarta Barat.
Ade Ary menjelaskan M atau Mulyana berperan sebagai koordinator untuk memproduksi uang palsu. Tersangka lainnya juga ada yang berperan mencari pembeli uang palsu.
"Serta mencari dana untuk biaya operasional produksi uang palsu tersebut, serta mencari pembeli uang palsu tersebut saudara P, dan koordinasi dengan saudara A selaku tim sebelumnya," ujarnya.
Tips Terbaik Membedakan Uang Rupiah Asli dan Palsu Terbaru 2024, Berikut Caranya
 |
| (Foto keterangan Uang Rupiah asli dari Bank Indonesia) |
Uang palsu adalah mata uang imitasi yang diproduksi tanpa pengesahan secara hukum dari negara atau pemerintah. Memproduksi atau menggunakan uang palsu merupakan suatu bentuk penipuan atau pemalsuan.
Uang palsu dapat dibuat dengan cara mencampurkan bahan metal dengan emas atau perak murni, serta memiliki ciri-ciri yang menyerupai uang asli, seperti bahan, ukuran, warna, gambar, dan desain yang mirip.
Peredaran uang palsu dapat menyebabkan kerugian dan kekhawatiran bagi masyarakat, sehingga penting untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam mengenali uang palsu agar dapat menghindari penipuan dan mempertahankan keamanan keuangan.
Cara membedakan uang palsu dengan uang asli dapat dilakukan dengan beberapa metode berikut:
1. Segi Bahan Baku:
- Uang asli terbuat dari serat kapas, sedangkan uang palsu menggunakan kertas yang lebih murah dan tidak memiliki serat kapas.
2. Segi Tekstur:
- Uang asli memiliki tekstur yang lebih kasar dan tidak rata, sedangkan uang palsu memiliki tekstur yang lebih halus dan rata.
3. Segi Warna:
- Uang asli memiliki warna yang lebih tajam dan tidak mudah berubah, sedangkan uang palsu memiliki warna yang lebih pudar dan mudah berubah.
4. Diraba:
- Uang asli memiliki tekstur yang berbeda pada bagian gambar, nominal, lambang negara, dan tulisan "Negara Kesatuan Republik Indonesia", sedangkan uang palsu tidak memiliki tekstur yang berbeda.
5. Diterawang:
- Uang asli memiliki gambar tokoh pahlawan yang jelas dan tidak mudah berubah, sedangkan uang palsu memiliki gambar yang kurang jelas dan mudah berubah.
6. Kualitas Cetakannya:
- Uang asli memiliki cetakan yang tajam dan jelas, sedangkan uang palsu memiliki cetakan yang kurang tajam dan kurang jelas.
7. Tanda Air (Watermark):
- Uang asli memiliki tanda air yang jelas dan tidak mudah berubah, sedangkan uang palsu tidak memiliki tanda air yang jelas.
8. Teknik Cetak:
- Uang asli memiliki teknik cetak yang lebih baik dan tidak mudah rusak, sedangkan uang palsu memiliki teknik cetak yang kurang baik dan mudah rusak.
9. Tinta:
- Uang asli memiliki tinta yang lebih jelas dan tidak mudah berubah, sedangkan uang palsu memiliki tinta yang kurang jelas dan mudah berubah.
10. Perawatan:
- Uang asli dapat bertahan lama dan tidak mudah rusak, sedangkan uang palsu mudah rusak dan tidak dapat bertahan lama.
Dengan memahami ciri-ciri uang palsu dan uang asli, Anda dapat lebih mudah membedakan antara keduanya dan menghindari penipuan uang palsu.
