Sering Nonton Film di Yandex? Yandex Dijual Murah ke Investor, Nilainya Anjlok Gara-Gara Perang di Tahun 2024
(Foto oleh Fuego dari iStockphoto) |
Yandex, web browser asal Rusia yang kerap disebut sebagai Google Rusia berganti kepemilikan. Informasi yang diungkapkan oleh BBC menyebut, pemilik Yandex memutuskan akan menarik diri dari negara tersebut.
Mengutip BBC
pemilik Yandex adalah perusahaan induk yang berbasis di Belanda. Perusahaan
tersebut menjual operasi Yandex di
Rusia seharga 475 miliar rubel atau USD 5,2 miliar. Nilai yang jauh lebih
rendah ketimbang nilai perkiraan pasar.
Yandex kemudian dijual kepada konsorsium investor. Itu artinya,
kini bisnis Yandex di Rusia kini sepenuhnya dimiliki oleh entitas yang berbasis
di Rusia.
Perusahaan
itu sebelumnya dituding menyembunyikan informasi tentang perang Rusia dan Ukraina dari publik
Rusia. Pemerintah negara tersebut pun menyambut kesepatan ini, mengatakan kalau
ini merupakan hasil negosiasi selama lebih dari 18 bulan.
"Inilah
yang ingin kami capai beberapa tahun lalu, ketika Yandex terancam diambil alih
oleh raksasa internet barat," kata Wakil Ketua Komitme Kebijakan Informasi
parlemen Rusia, Anton Gorelkin.
Menurutnya,
Yandex lebih dari sekadar perusahaan, melainkan aset seluruh masyarakat Rusia.
Sekadar
informasi, Yandex didirikan pada akhir 1900-an saat dotcom tengah booming.
Yandex mengembangkan mesin pencari, bisnis pemetaan, dan periklanan mereka
sendiri. Yandex juga memiliki layanan taksi dan pengiriman makanan.
(Foto halaman website dari Yandex melalui yandex.com) |
Nilainya Merosot dari Perkiraan Pasar Tahun 2021
Bicara tentang penjualan Yandex,
nilai akuisisi USD 5,2 miliar ini diyakini jauh lebih rendah dari pasar Yandex
di tahun 2021 nilainya ditaksir USD 30 miliar.
Meski kerap
dianggap Google-nya Rusia, Yandex ini tak memiliki hubungan apa pun dengan
Alphabet ataupun Google.
Seiring
perkembangannya, sejak invasi Rusia ke Ukraina, banyak bisnis yang dimiliki
asing memutuskan cabut dari negara Rusia. Bisnis-bisnis yang dimiliki asing ini
lalu menjual aset dengan persyaratan yang tidak menguntungkan.
Pendiri Yandex Hengkang di 2022, Tak Dukung Invasi Rusia ke Ukraina
Bahkan, Presiden Rusia Vladimir
Putin pernah memerintahkan penyitaan seperti aset milik merek-merek Barat
seperti Danone dan Carlsberg.
Menanggapi
tentang Yandex, salah satu pendirinya, Arkady Volozh, menjadi satu dari sedikit
pengusaha yang menentang invasi Rusia ke Ukraina. Ia pun hengkang dari Yandex
pada 2022.
Volozh
sebelumnya dihukum sanksi Uni Eropa di tahun 2022, menyebut bahwa Yandex
bertanggung jawab atas promosi media Rusia dan narasi-narasi dalam hasil
pencariannya.
Tudingan Yandex Hilangkan Konten Terkait Kekerasan Rusia ke Ukraina
(Foto oleh benstevens dari iStockphoto) |
Yandex juga dituding mengurangi
peringkat dan menghapus konten yang kritis terhadap pemerintah Rusia, seperti
konten terkait perang agresi Rusia terhadap Ukraina.
Kini
Volozh pun berusaha untuk menggunakan pengadilan Uni Eropa untuk menghapus
sanksi tersebut. Ia juga membantah klaim kalau dirinya dekat dengan presiden
Rusia.
Untuk
mematuhi tuntutan pemerintah Rusia atas kontennya, Yandex menjual beberapa
sumber daya online kepada pesaing yang dikendalikan negara, yakni VK, pada
akhir 2022.
Meski Yandex menyatakan independensinya dari otoritas, eksperimen yang dilakukan BBC Monitoring pada 2022 memperlihatkan kalau hasil pencarian mereka tak menunjukkan kekejaman Rusia di kota Bucha, Ukraina.