Penyakit X Disebut Lebih Bahaya dari Covid-19 di Tahun 2024, Apa Itu dan Gimana Mencegahnya?
(Foto oleh Doucefleur dari iStockphoto) |
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi peringataan terhadap masyarakat dunia terkait penyakit X. Penyakit ini disebit yang berpotensi jadi wabah besar berikutnya setelah pandemi Covid-19. Penyakit X bahkan disebut lebih bahaya daripada Covid-19.
Para pemimpin dunia berkumpul pada pertemuan tahunan Forum
Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, pada Rabu lalu untuk membahas penyakit X.
Penyakit X disebut sebagai sebuah virus dengan hipotetis 20 kali lebih
mematikan daripada Covid-19.
Meskipun virus tersebut belum
diketahui keberadaannya saat ini, para peneliti, ilmuwan, dan pakar berharap
untuk secara proaktif membuat rencana tindakan untuk memerangi virus tersebut.
Selain itu juga mempersiapkan sistem kesehatan jika virus tersebut menjadi
pandemi, sebuah kemungkinan yang diperkirakan bisa terjadi.
Hal tersebut bahkan diprediksi
bisa terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan. "Ada jenis virus yang
memiliki tingkat kematian sangat tinggi yang dapat mengembangkan kemampuan
untuk menularkan secara efisien dari manusia ke manusia,” kata dr Amesh Adalja
dari Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins, dilansir laman CBS,
Senin (22/1/2024).
Pada 2022, Organisasi Kesehatan
Dunia mengumpulkan 300 ilmuwan untuk meneliti 25 keluarga virus dan bakteri
untuk membuat daftar patogen yang mereka yakini berpotensi mendatangkan malapetaka
dan harus dipelajari lebih lanjut. Penyakit X termasuk dalam daftar tersebut
yang pertama kali dikenali oleh organisasi tersebut pada 2018.
WHO mengatakan virus ini
mewakili pengetahuan bahwa epidemi internasional yang serius dapat disebabkan
oleh patogen (yang tidak diketahui). Direktur Jenderal WHO Tedros
Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa Covid-19 mungkin
merupakan penyakit X pertama manusia, dan
para ilmuwan serta pakar secara aktif belajar dari pengalaman tersebut.
Menurut laman Al Jazeera,
penyakit X bukan penyakit spesifik namun merupakan nama yang diberikan untuk
agen infeksi baru yang potensial. Ini mewakili penyakit yang saat ini tidak
diketahui, namun dapat menimbulkan ancaman mikroba yang serius bagi manusia
pada masa depan. Hal ini perlu diwaspadai karena terdapat banyak sekali
reservoir virus yang beredar di satwa liar yang dapat menjadi sumber penyakit
menular baru yang tidak dapat dilawan oleh manusia.
Dari mana patogen seperti penyakit X berasal?
Patogen mematikan seperti
penyakit X yang kemungkinan besar merupakan virus pernafasan, menurut Adalja,
mungkin sudah beredar pada spesies hewan dan belum bisa menular ke manusia. Ini
bisa pada kelelawar seperti Covid-19, atau pada burung seperti flu burung.
"Atau bisa juga pada jenis
hewan lain, babi misalnya. Ini benar-benar tentang interaksi antara manusia dan
hewan, di mana interaksi terjadi, sehingga jenis virus ini dapat
bertahan," kata dia.
Bagaimana persiapan para ahli menghadapi penyakit X?
(Foto oleh elenaleonova dari iStockphoto) |
“Jika kita melakukan hal yang
sangat buruk dalam hal seperti Covid-19, Anda dapat membayangkan betapa
buruknya hal yang kita lakukan dalam hal seperti yang terjadi pada tahun 1918,”
kata Adalja.
Adalja juga mengacu pada pandemi influenza tahun 1918 yang menewaskan sekitar 50 juta orang di seluruh dunia, menurut Cleveland Clinic.
Itu sebabnya para ahli dari seluruh dunia
telah menyusun rencana yang kuat dan efektif untuk bersiap menghadapi skenario
terburuk.
Ghebreyesus mengatakan sistem
peringatan dini dan rencana infrastruktur kesehatan, yang terbebani secara
berlebihan selama pandemi Covid-19 dan menyebabkan banyak kematian, dapat
membantu dalam skenario masa depan. Baik itu dalam sistem kesehatan atau bahkan
sektor swasta, penelitian dan pengembangan. Jadi melalui poin-poin tersebut,
bisa menjadi bentuk persiapan melawan penyakit X.
Adalja mengatakan pelajaran
penting lainnya dari Covid-19 adalah pentingnya transparansi. Menurut dia, apa
yang terlihat sekarang adalah ketidakpercayaan antara dokter penyakit menular,
praktisi kesehatan masyarakat, dan masyarakat umum, karena yang terjadi adalah
politisi yang ikut campur dalam hal ini.
Masyarakat mungkin tidak
menerima tindakan perlindungan yang direkomendasikan oleh pejabat kesehatan
masyarakat. Ghebreyesus mengatakan WHO bekerja sama dengan organisasi global
lainnya, telah menerapkan inisiatif sebagai persiapan menghadapi pandemi atau
epidemi besar berikutnya.
Upaya-upaya ini mencakup dana pandemi untuk membantu negara-negara yang memiliki sumber daya, pusat transfer teknologi vaksin mRNA untuk memastikan kesetaraan vaksin bagi negara-negara berpenghasilan rendah. Selain itu, pusat intelijen pandemi dan epidemi untuk meningkatkan pengawasan kolaboratif antar negara.