Konsep Carbon Capture and Storage yang Mau Dijadikan RI sebagai Daya Tarik Investasi Asing
(Foto oleh Nejc Gostincar dari iStockphoto) |
Carbon Capture and Storage (CCS) adalah suatu proses di mana karbon dioksida (CO2) dari sumber-sumber industri dipisahkan, diolah, dan disimpan di lokasi penyimpanan jangka panjang. CO2 yang diambil dapat berasal dari pembakaran bahan bakar fosil atau biomassa.
Biasanya, CO2 diambil dari sumber-sumber titik besar, seperti
pabrik kimia atau pabrik biomassa, dan kemudian disimpan di formasi geologi
bawah tanah. Tujuannya adalah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan dengan
demikian mengurangi dampak perubahan iklim. Proses CCS terdiri dari tiga tahap,
yaitu penangkapan, transportasi, dan penyimpanan CO2.
Penangkapan CO2 biasanya dilakukan pada sumber-sumber titik
besar seperti pembangkit listrik atau pabrik industri yang membuat semen, baja,
dan bahan kimia. Setelah diambil, CO2 kemudian diangkut ke lokasi penyimpanan
jangka panjang, seperti formasi geologi bawah tanah.
Apa saja jenis-jenis carbon capture and storage?
(Foto oleh Dilok Klaisataporn dari iStockphoto) |
Carbon Capture and Storage (CCS) adalah proses yang mencakup
beberapa jenis-jenis teknologi yang bertujuan untuk mengurangi emisi karbon
dioksida (CO2) dari sumber-sumber industri.
Berikut ini adalah beberapa jenis-jenis CCS:
1. Penangkapan karbon di pabrik: Penangkapan karbon di pabrik
melibatkan pemisahan CO2 dari proses industri, seperti pabrik kimia atau pabrik
biomassa. CO2 yang dihasilkan dari proses ini umumnya diolah dan disimpan di
lokasi penyimpanan jangka panjang[3].
2. Direct Air Capture (DAC): DAC adalah proses di mana CO2
diperoleh dari udara melalui kontak interaksi kimia. Proses ini menciptakan
"emisi negatif" karena mengambil CO2 dari udara dan menyimpanannya di
bawah tanah.
3. Penggunaan biomassa: Penggunaan biomassa melibatkan
penggunaan tanaman seperti kayu atau gulma untuk menyerap CO2 dari udara
melalui foto sintesis. Biomassa kemudian diperoleh dan dipecahkan di pabrik
untuk menghasilkan energi, dengan CO2 yang dihasilkan dikapai dan disimpan.
4. Penggunaan mineral karbon: Mineral karbon adalah formasi
geologi bawah tanah yang mungkin untuk menyimpan CO2. Beberapa contoh mineral
karbon meliputi reservo minyak dan gas, area pertambangan batu bara, area
pertambangan batu ku, dan formasi basalt.
5. Penggunaan formasi karbon di bawah laut dan di luar
laut: Formasi karbon di bawah laut dan di luar laut meliputi area di laut dan
area di luar laut. Proyek-proyek ini menyimpan lebih dari 1 juta ton CO2 setiap
tahun dan telah dijalankan di China, Australia, dan Eropa.
Dalam konteks penerapan di Indonesia, beberapa jenis-jenis
CCS yang sedang dipertimbangkan meliputi penangkapan karbon di pabrik, DAC,
penggunaan biomassa, dan penggunaan mineral karbon.
Apa saja industri yang menggunakan carbon capture and storage?
(Foto oleh champpixs dari iStockphoto) |
Industri yang menggunakan Carbon Capture and Storage (CCS)
adalah industri yang menghasilkan emisi karbon dioksida (CO2) dalam jumlah
besar, seperti pembangkit listrik, pabrik kimia, pabrik semen, dan pabrik baja.
CCS dapat membantu industri-industri ini untuk mengurangi
emisi gas rumah kaca dan memenuhi target emisi yang ditetapkan oleh pemerintah.
Selain itu, CCS juga dapat digunakan di sektor transportasi, seperti pada
kendaraan bermotor dan pesawat terbang, untuk mengurangi emisi CO2. Di
Indonesia, CCS sedang dikembangkan untuk mengurangi emisi CO2 dari sektor
energi dan industri, dengan beberapa proyek CCS yang sedang berjalan di sektor
pembangkit listrik dan industri kimia.