Analis: waspadai gelombang penyelundupan yang mengatasnamakan Rohingya

(Foto oleh vector photo gallery dari iStockphoto)

Rohingya adalah kelompok etnis minoritas yang berasal dari wilayah Rakhine di Myanmar. Mereka merupakan kelompok etnis yang tinggal di negara bagian Arakan/Rakhine sejak abad ke-7 Masehi.

Mereka adalah kelompok etnis yang tidak diakui sebagai salah satu dari 135 kelompok etnis resmi di Myanmar dan telah lama menghadapi diskriminasi, penindasan, dan kekerasan. Mayoritas dari mereka beragama Islam dan tinggal di Rakhine State, Myanmar. Mereka telah menjadi korban kejahatan genosida dan pengungsian massal, dengan sebagian besar melarikan diri ke negara-negara tetangga seperti Bangladesh.

Mereka juga dikenal sebagai "kelompok etnis minoritas yang tidak boleh bersuara" dan telah menjadi perhatian dunia sebagai salah satu kelompok etnis yang paling teraniaya di dunia.

Video Mahasiswa Aceh Paksa Usir Rohingya

Analis intelijen, pertahanan dan keamanan, Ngasiman Djoyonegoro memperingatkan kepada pemerintah untuk mewaspadai gelombang pengungsian atau penyelundupan orang yang mengatasnamakan Rohingya sehingga dapat menjadi masalah yang semakin besar dan lebih serius pada kemudian hari.

"Belakangan ini arus pengungsi yang mengatasnamakan Rohingnya semakin deras. Mereka diduga sengaja ke Indonesia sebagai negara tujuan. Bukan negara transit. Dugaan kuat mereka adalah berasal dari Camp Cox Bazar, lokasi pengungsian terbesar di Bangladesh," katanya kepada media di Jakarta, Jumat.

Pria yang akrab disapa Simon itu menegaskan bahwa keresahan dan protes rakyat Aceh terhadap perilaku para pengungsi ini seharusnya lebih didengarkan sebagai prioritas. Warga Aceh, kata Simon, telah dirugikan dengan berbagai tindakan kriminal yang dilakukan oleh para pengungsi.
“Gelombang pengungsian ini bukan alamiah, tetapi ada upaya penyelundupan para pengungsi ke Indonesia ,” tegas Simon.

Simon menjelaskan bahwa para pengungsi ini diduga berasal dari Camp Cox Bazar, Camp pengungsian di Bangladesh yang telah penuh sesak dan banyak persoalan sosial, kesehatan, dan kriminalitas yang tinggi, sehingga mereka berbondong-bondong ke Indonesia.

Next Post Previous Post