3.000 Pengungsi Rohingya Bakal Mendarat Lagi di Indonesia, Direktur Amnesty Tuntut Pemerintah Berikan Fasilitas
(Foto pengungsi Rohingya yang datang ke Aceh) |
Rohingya adalah kelompok etnis Indo-Arya yang
sebagian besar menganut agama Islam dan tinggal di Negara Bagian Rakhine,
Myanmar. Mereka merupakan kelompok etnis minoritas dan telah lama menghadapi
diskriminasi serta penganiayaan. Mereka tidak diakui sebagai salah satu dari
135 kelompok etnis resmi di Myanmar dan secara efektif menjadi tidak memiliki
kewarganegaraan. Sejak tahun 2017, ratusan ribu Rohingya telah melarikan diri
dari penganiayaan di Negara Bagian Rakhine, yang memicu krisis migrasi historis.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa
tindakan yang menimpa Rohingya menunjukkan "niat genosida," dan
tekanan internasional terus dilakukan untuk menyelesaikan krisis ini.
Saat ini, hampir satu juta pengungsi Rohingya
tinggal di Bangladesh, menjadikannya salah satu dari situasi pengungsi
protracted terbesar di dunia
Sejarah Rohingya di Myanmar
Etnis Rohingya adalah kelompok etnis minoritas yang
sebagian besar menganut agama Islam dan tinggal di Negara Bagian Rakhine,
Myanmar. Mereka telah lama menghadapi diskriminasi dan penganiayaan serta tidak
diakui sebagai salah satu dari 135 kelompok etnis resmi di Myanmar, sehingga
secara efektif menjadi tidak memiliki kewarganegaraan.
Sejarah persekusi terhadap Rohingya telah
berlangsung selama puluhan tahun, dengan tekanan internasional yang terus
dilakukan untuk menyelesaikan krisis ini. Sejak tahun 2017, ratusan ribu
Rohingya telah melarikan diri dari penganiayaan di Negara Bagian Rakhine, yang
memicu krisis migrasi historis. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan
bahwa tindakan yang menimpa Rohingya menunjukkan "niat genosida.
Sejarah etnis Rohingya di Myanmar sebagai penduduk
minoritas beragama Islam, bertempat tinggal di daerah Myanmar tepatnya Provinsi
Arakan di sisi sebelah barat laut Myanmar dan sekarang dikenal dengan provinsi
Rakhine atau Rakhaing. Etnis Rohingya diperkirakan adalah keturunan campuran
(Arab, Moor, Turki, Persia, Mogul dan Pathan), Bengali lokal dan Rakhine.
Sejarah persekusi terhadap Rohingya telah
berlangsung selama puluhan tahun, dengan tekanan internasional yang terus
dilakukan untuk menyelesaikan krisis ini.
3.000 Pengungsi Rohingya Bakal Mendarat Lagi di Indonesia
Belum lama ini ada seorang pemuda Rohingya diwawancarai oleh BTJ Trip
Aceh. Ia mengatakan akan ada kapal
pengungsi lagi yang akan mendarat di Indonesia.
Pemuda tersebut diketahui bernama Hamid, pemuda Rohingya yang fasih
dalam Bahasa Indonesia sehingga bisa mudah berkomunikasi dengan masyarakat
setempat.
Ketika ia ditanya tentang berapa kapal lagi yang akan mendarat ke
Indonesia, Hamid menyatakan bahwa ada sekitar 20 kapal lagi yang segera
menyusul.
Berdasarkan keterangan Hamid dalam satu kapal berisi 150 orang
pengungsi, Sehingga jika 20 kapal maka totalnya 3000 orang pengungsi Rohingya
akan segera datang di Indonesia.
Pada saat ia ditanya tentang penyebab mereka memilih Indonesia, Hamid
menjawab bahwa Indonesia termasuk negara muslim sementara Rohingya adalah warga
muslim.
Terkait permasalahan ini, Panglima Laot Aceh Miftach Tjut Adek, warga
Bireuen dan Aceh Utara telah menolak kedatangan pengungsi Rohingya karena
khawatir akan terjadi konflik sosial dan keamanan.
Penolakan masyarakat atas keberadaan pengungsi Rohingya tersebut karena
mereka khawatir akan terganggu dengan keberadaan mereka.
Pengungsi Rohingya merupakan orang yang berasal dari negara bagian
Rakhine di Myanmar yang telah mengalami diskriminasi
dan kekerasan selama bertahun-tahun.
Sebelum ke Indonesia, mereka juga telah melarikan diri ke negara-negara
tetangga seperti Bangladesh, Thailand, dan Malaysia.
Diketahui sejak tahun 2015 Indonesia telah menolak kapal-kapal yang
membawa pengungsi Rohingya dan Bangladesh yang mencari tempat tinggal.
Di tengah polemik gelombang pengungsi Rohingya yang terus datang, sebuah
pernyataan dari Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia yaitu Usman
Hamid viral belum lama ini.
Usman melarang Indonesia mengembalikan para pengungsi Rohingya kembali
ke negara asal kecuali hal tersebut permintaan mereka sendiri.
Selain itu Usman juga menyatakan bahwa pemerintah seharusnya menyediakan
fasilitas yang lengkap untuk para pengungsi Rohingya.
"Menerima dan kemudian menyediakan tempat tinggal, menyediakan
layanan kesehatan, layanan air bersih, makanan termasuk juga pendidikan
anak-anak," ungkap Usman.
Usman menyadari jika urusan pengungsi Rohingya sebenarnya bukan sepenuhnya tanggung jawab Indonesia melainkan seluruh negara yang tergabung dalam ASEAN.